Nasi tutug oncom adalah sajian tradisional khas Sunda yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Hidangan ini paling nikmat disantap selagi hangat, lengkap dengan sambal goang dan berbagai lauk pendamping. Namun, kuliner ini memiliki kelemahan dalam hal daya simpan, karena sebaiknya tidak dikonsumsi setelah lebih dari satu hari demi menjaga kesehatan.
Sejarah Nasi Tutug Oncom Sunda
Pada awalnya, nasi tutug oncom adalah makanan sehari-hari masyarakat kelas menengah ke bawah di daerah Sunda. Oncom, yang berbahan dasar kedelai, merupakan makanan tradisional yang mudah dijangkau oleh masyarakat karena harganya sangat terjangkau.
Pada era 1940-an, harga kebutuhan pokok melonjak, membuat masyarakat harus berkreasi dengan mencampur oncom ke dalam nasi agar terlihat lebih banyak dan mengenyangkan. Perlahan, rasa khas nasi sunda ini mulai menarik perhatian, hingga akhirnya menjadi hidangan yang digemari oleh semua kalangan. Kini, nasi tutug oncom tidak hanya tersedia di warung kecil tetapi juga di restoran-restoran yang menyajikan makanan khas Sunda.
Dengan tambahan lauk seperti ayam goreng, tahu, tempe, telur dadar, ikan asin, sambal goang, dan lalapan, hidangan ini telah bertransformasi menjadi sajian yang mewakili kekayaan kuliner Sunda. Harga nasi tutug oncom berkisar antara Rp10.000 hingga Rp35.000, tergantung pada pilihan lauknya.
Keunikan Nasi Tutug Oncom Sunda
Nama “tutug” dalam bahasa Sunda berarti ditumbuk, sesuai dengan proses pengolahan oncom yang menjadi ciri khas hidangan ini. Oncom ditumbuk hingga teksturnya sedikit kasar, kemudian dicampurkan dengan nasi hangat. Kombinasi rasa gurih, asin, dan pulen membuat nasi tutug oncom terasa sangat nikmat saat disantap.
Sambal goang, yang dibuat dari cabai rawit hijau dengan garam dan sedikit bumbu, sering kali menjadi pelengkap wajib. Hidangan ini juga dapat disajikan dengan lauk tambahan seperti ikan asin, ayam goreng, telur dadar, atau mentimun sebagai lalapan. Beberapa orang bahkan menambahkan cipe (gorengan berbahan dasar tepung kanji) untuk variasi rasa.
Pentingnya Konsumsi Segar
Nasi tutug oncom harus disajikan dalam keadaan segar dan hangat. Oncom yang telah diolah dan dicampurkan dengan nasi tidak boleh disimpan terlalu lama, baik di suhu ruangan maupun dalam kulkas. Proses fermentasi oncom yang berlanjut dapat menyebabkan keracunan jika makanan ini dikonsumsi lebih dari sehari.
Cara Membuat Nasi Tutug Oncom
Membuat nasi tutug oncom yang gurih memerlukan langkah-langkah khusus. Oncom balok harus ditumbuk hingga bertekstur kasar, lalu dijemur di bawah sinar matahari selama satu hari. Setelah kering, oncom dicampur dengan bumbu seperti bawang merah, bawang putih, kencur, gula, dan garam.
Selanjutnya, oncom dimasak dengan cara disangrai tanpa minyak hingga matang. Setelah itu, oncom yang telah dimasak dicampurkan dengan nasi hangat, menghasilkan hidangan yang kaya rasa dan aroma khas Sunda.
Nasi tutug oncom tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga mencerminkan kreativitas dan kearifan lokal masyarakat Sunda dalam menciptakan hidangan yang lezat dan bernilai historis.