lotusyouthcouncil.com
kuliner

Kue Lapis Pepe: Warisan Kuliner Betawi dengan Nilai Filosofis

Kue lapis pepe adalah salah satu kekayaan kuliner tradisional khas Betawi yang memiliki sejarah panjang serta nilai budaya yang unik. Selain rasanya yang kenyal dan manis, kue ini juga sarat dengan makna filosofis yang mendalam.

Asal Usul dan Penamaan

Asal Kue:

Kue pepe berasal dari daerah Betawi dan sudah menjadi bagian penting dari tradisi kuliner masyarakat setempat sejak lama. Bahkan, kue ini dianggap sebagai salah satu kue tradisional yang paling awal dikenal di kalangan masyarakat Betawi.

Nama “Pepe”:

Asal nama “pepe” masih menjadi teka-teki. Ada dugaan bahwa nama ini diambil dari tekstur kue yang kenyal dan lengket, menyerupai makna “melekat” atau “menempel” dalam bahasa Betawi. Beberapa wilayah juga menyebutnya sebagai “lapis sagu,” sesuai dengan bahan utama pembuatannya.

Peran Kue Pepe dalam Tradisi Betawi

Acara Pernikahan:

Dalam adat Betawi, kue pepe sering disajikan dalam upacara pernikahan. Kehadirannya memiliki makna simbolis, yaitu harapan agar pasangan pengantin memiliki hubungan yang erat dan langgeng, layaknya tekstur kue pepe yang lengket.

Perayaan Hari Besar:

Selain dalam pernikahan, kue ini juga kerap hadir dalam perayaan hari besar keagamaan atau adat. Kehadirannya mencerminkan betapa pentingnya kue pepe dalam budaya Betawi.

Makna Filosofis

Keeratan dan Persaudaraan:

Tekstur lengket dari kue pepe melambangkan hubungan erat dan persaudaraan yang kuat di antara masyarakat Betawi.

Siklus Kehidupan:

Menurut budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra, lapisan-lapisan kue pepe mengandung filosofi mendalam tentang perjalanan hidup manusia. Lapisan pertama melambangkan alam rahim, lapisan kedua menggambarkan alam dunia, dan lapisan terakhir merepresentasikan alam kubur.

Resep dan Cara Membuat

Bahan-Bahan Utama:

  • 300 gram tepung kanji
  • 60 gram tepung beras
  • 1 liter santan kelapa
  • 300 gram gula pasir
  • 4 lembar daun pandan
  • 1/4 sdt vanili
  • 1/2 sdt garam halus
  • Pewarna makanan merah dan hijau
  • Minyak sayur untuk mengolesi loyang

Langkah-Langkah:

  1. Persiapan Santan:
    Rebus santan bersama gula, vanili, garam, dan daun pandan dengan api kecil. Setelah mendidih, matikan api dan biarkan hingga hangat.
  2. Pembuatan Adonan:
    Campurkan tepung kanji dan tepung beras dalam wadah besar. Tuangkan santan hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga adonan menjadi kalis.
  3. Pewarnaan Adonan:
    Bagi adonan menjadi tiga bagian. Satu bagian dibiarkan berwarna putih, sedangkan dua bagian lainnya diberi pewarna merah dan hijau.
  4. Proses Pengukusan:
    • Oles loyang dengan minyak sayur agar kue tidak lengket.
    • Tuang adonan putih sebagai lapisan pertama, kukus selama 4 menit.
    • Tambahkan lapisan hijau, kukus lagi selama 4 menit.
    • Lanjutkan dengan adonan putih, kukus 4 menit.
    • Akhiri dengan lapisan merah, kukus selama 30 menit hingga matang sempurna.
  5. Penyajian:
    Setelah matang, dinginkan kue pepe sebelum dikeluarkan dari cetakan. Potong-potong sesuai selera, lalu sajikan.

Kue Pepe di Era Modern

Meski kue pepe kini mulai langka dan sulit ditemukan, masih ada beberapa pengusaha rumahan yang terus melestarikan tradisi pembuatan kue ini. Kehadiran kue pepe di acara-acara adat menjadi pengingat akan kekayaan budaya kuliner Betawi yang harus tetap dijaga.

Cobalah resep ini untuk menikmati kelezatan kue lapis pepe sekaligus merasakan warisan budaya Betawi!

Anda mungkin juga suka...