lotusyouthcouncil.com – Bubur Sekoi adalah salah satu makanan tradisional yang berasal dari kalangan masyarakat Tionghoa-Indonesia, khususnya mereka yang berada di daerah Kalimantan Barat. Bubur ini terbuat dari bahan dasar tepung beras dan memiliki tekstur yang lembut serta rasa yang gurih, sering disajikan dalam acara-acara tertentu seperti perayaan Cap Go Meh yang menandakan berakhirnya perayaan Imlek. Artikel ini akan mengulas sejarah dari Bubur Sekoi, proses pembuatannya, dan pentingnya makanan ini dalam tradisi masyarakat yang mempertahankannya.
Sejarah Bubur Sekoi
Akulturasi Budaya
Seperti banyak aspek kuliner Tionghoa-Indonesia, Bubur Sekoi adalah hasil dari proses akulturasi budaya yang panjang. Makanan ini menggabungkan teknik masak dan bahan-bahan lokal Indonesia dengan pengaruh kuliner Tionghoa, menghasilkan sajian yang unik dan kaya rasa.
Tradisi dan Perayaan
Bubur Sekoi sering dikaitkan dengan perayaan Cap Go Meh, yang merupakan hari ke-15 dan terakhir dari perayaan Imlek. Ini adalah saat komunitas Tionghoa-Indonesia merayakan dengan berbagai makanan tradisional, dan Bubur Sekoi menjadi salah satunya.
Bahan dan Proses Pembuatan Bubur Sekoi
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan Bubur Sekoi meliputi:
- Tepung Beras: Merupakan bahan dasar yang memberikan tekstur lembut pada bubur.
- Air: Digunakan untuk mencampur tepung beras hingga menjadi adonan yang kental.
- Garam: Sebagai penambah rasa.
- Bumbu Pelengkap: Bisa berupa bawang goreng, serundeng, atau bahan lain yang menambah rasa gurih dan aroma pada bubur.
Proses pembuatan Bubur Sekoi meliputi:
- Pembuatan Adonan: Tepung beras dicampur dengan air dan garam hingga terbentuk adonan yang kental.
- Pemasakan: Adonan dimasak dengan api kecil sambil terus diaduk hingga matang dan teksturnya menjadi seperti bubur yang lembut.
- Penyajian: Bubur Sekoi biasanya disajikan hangat dengan tambahan bumbu pelengkap sesuai selera.
Relevansi Bubur Sekoi dalam Budaya
Warisan Kuliner
Bubur Sekoi tidak hanya sekedar makanan, tetapi juga merupakan warisan kuliner yang menghubungkan generasi masa kini dengan leluhur mereka, serta menjadi simbol identitas dan keberlanjutan budaya.
Simbol Kebersamaan
Dalam perayaan Cap Go Meh, Bubur Sekoi sering disajikan sebagai simbol kebersamaan dan harmoni dalam komunitas, serta sebagai bentuk syukur atas berkat yang diterima selama tahun baru Imlek.
Bubur Sekoi di Masa Kini
Bubur Sekoi masih bertahan sebagai bagian dari tradisi kuliner masyarakat Tionghoa-Indonesia di Kalimantan Barat. Makanan ini bisa ditemukan tidak hanya saat perayaan Cap Go Meh tetapi juga di beberapa restoran atau rumah makan yang menyajikan masakan Tionghoa-Indonesia.
Tantangan dan Pelestarian
Modernisasi dan Persaingan Kuliner
Di era modern, tantangan terbesar adalah menjaga keaslian Bubur Sekoi di tengah persaingan dengan makanan modern dan cepat saji yang lebih mudah diperoleh.
Pelestarian Melalui Edukasi
Edukasi mengenai cara pembuatan dan nilai budaya dari Bubur Sekoi sangat penting untuk memastikan bahwa resep dan tradisi ini terus diwariskan dan tidak terlupakan.