lotusyouthcouncil.com – Kendo, yang berarti “Jalan Pedang,” adalah seni bela diri Jepang tradisional yang merupakan evolusi dari teknik pedang samurai kuno. Praktik ini tidak hanya menekankan kemahiran dalam menggunakan pedang bambu atau “shinai” tetapi juga membina disiplin, etika, dan spiritualitas. Kendo sekarang dihormati baik sebagai olahraga kompetitif maupun metode pendidikan karakter.
Kendo berasal dari “Kenjutsu,” seni pedang yang dikembangkan oleh kelas samurai di Jepang feodal. Kenjutsu adalah keterampilan esensial bagi samurai, yang meliputi berbagai teknik dan gaya menggunakan pedang untuk bertarung dan bertahan hidup di medan perang.
Dengan berakhirnya era samurai pada pertengahan abad ke-19 dan awal Restorasi Meiji, peran tradisional samurai dalam masyarakat berubah. Jepang memodernisasi militer dan menghapuskan kelas samurai, namun teknik kenjutsu terus diajarkan dan akhirnya diadaptasi menjadi bentuk yang lebih aman dan teratur yang kita kenal sebagai Kendo.
Saat Jepang memasuki periode modernisasi, kenjutsu yang semula diajarkan di “ryu” (sekolah) tradisional bertransformasi menjadi kendo. Pada tahun 1895, Dai Nippon Butoku Kai dibentuk untuk menstandardisasi pelatihan seni bela diri, termasuk Kendo.
Untuk meminimalisir cedera selama latihan, “shinai” (pedang bambu) dan “bogu” (perlindungan tubuh) diperkenalkan. Ini memungkinkan praktisi untuk mengasah keterampilan mereka dengan cara yang lebih dinamis dan kompetitif tanpa risiko cedera serius.
Selama Perang Dunia II, Kendo dan seni bela diri lainnya dipromosikan sebagai cara untuk memupuk semangat nasionalis. Namun, setelah perang, pendudukan Amerika melarang praktik seni bela diri, termasuk Kendo. Larangan ini akhirnya dicabut, dan Kendo mengalami kebangkitan dan restrukturisasi.
All Japan Kendo Federation (AJKF) atau Zen Nippon Kendo Renmei didirikan pada tahun 1952 dan menjadi badan yang mengatur kendo di Jepang dan secara internasional. AJKF membantu menyebarkan Kendo ke seluruh dunia dan menetapkan standar untuk latihan dan kompetisi.
Kendo tidak hanya fokus pada kemampuan fisik tetapi juga pengembangan mental dan spiritual. Praktisi belajar tentang “kikentai-ichi” (kesatuan semangat, pedang, dan tubuh), “zanshin” (kesadaran yang berkelanjutan), dan “satori” (pencerahan).
Hari ini, Kendo dipraktikkan di seluruh dunia dan merupakan bagian dari pendidikan fisik di banyak sekolah Jepang. Kompetisi internasional dan kejuaraan dunia Kendo secara teratur diadakan, menarik peserta dari berbagai negara dan latar belakang.
Klapertart adalah kudapan khas Manado, Sulawesi Utara, yang sering disajikan sebagai hidangan penutup. Perpaduan bahan-bahan…
Kue cente manis khas Betawi tidak hanya sekadar kudapan lezat, tetapi juga sarat akan makna…
Bolu kukus adalah salah satu jajanan tradisional yang sering ditemukan di berbagai tempat, terutama saat…
Kue cucur adalah salah satu makanan tradisional Nusantara yang digemari banyak orang. Rasanya yang manis…
Klepon merupakan salah satu jajanan tradisional Indonesia yang selalu menjadi favorit. Ukurannya yang mungil, warna…
Pastel merupakan salah satu jajanan favorit yang selalu dicari karena kelezatannya. Ciri khasnya terletak pada…